menu

Sabtu, 13 Februari 2016

Penyuluhan Pubertas di SD Negeri Tawangsari



Pik-R Sehati pada hari Sabtu tepatnya pada tanggal 13 Februari 2016 mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kesehatan reproduksi “Pubertas” kepada siswa SD, bertempat di SD Negeri Tawangsari, yang beralamatkan di Jalan Kyai Ronggo 14, Desa Tawangsari Pengasih Kulon Progo, siswa yang mengikuti sosialisasi berjumlah 75 orang terdiri dari kelas 4,5 dan 6.
Dalam penyuluah ini antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dipisah, untuk bagian perempuan disampaikan oleh Anisa Cahyati (ketua PIK R) dan Ibu Rusna dari PILKB, Sedangkan yang laki-laki disampaikan oleh Roy Adhitama, Hasan Musthofa, dan Sugeng Triyanto.
Tanggapan salah satu guru di SD Negeri Tawangsari merespon positif akan adanya penyuluhan pubertas tersebut karena para siswa memang harus dibekali oleh pengertian mengenai Pengertian Pra Pubertas, Ciri-ciri, Perkembangan Fisik,dan Sosial anak pada masa pra pubertas, serta bahaya-bahaya masa pra pubertas dan dari pihak sekolahan ingin meindaklanjuti kegiatan PIK R dengan bekerjasama yaitu untuk pengisian materi.(PIK R Sehati)




Rabu, 20 Januari 2016

PIK R Sehati Tawangsari Ikuti Lokakarya Kampanye HIV dan AIDS

Empat remaja Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) Sehati Desa Tawangsari yang dipimpin oleh Sugeng Triyanto, mengikuti Lokakarya Kampanye Remaja Peduli HIV dan AIDS yang diselenggarakan  oleh Komisi Penanggulangan AIDS DIY di Gedung Olah Raga Among Rogo, Yogyakarta Jl. Semaki, Umbulharjo, Selasa (19/2016).

Kegiatan lokakarya yang yang dibuka oleh KPA DIY ini  mengambil tema Remaja Hebat Berani Beraksi. Kegiatannya antara lain bedah film Malaikat Pita Merah oleh Ibu Rini dari Dinas Kesehatan DIY, Krisna dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) dan Magdalena dari Paguyuban PenSehat Sebaya Jogjakarta. Acara dihibur dengan dance four life.

Sugeng Triyanto dan kawan-kawannya merasa gembira mengikuti kegiatan ini karena dirasa banyak manfaatnya, terutama untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang HIV dan AIDS serta menambah pemahaman bagaimana kita harus bersikap terhadap Orang Hidup Dengan HIV-AIDS (ODA).